Monday, July 1, 2013

Penggunaan Ganja Jangka Panjang Dapat Menumpulkan Sistem Motivasi Otak

Ganja yang dimaksud dalam hal ini adalah Cannabis. Cannabis merupakan tanaman obat yang termasuk famili Cannabaceae. Tumbuhan ini telah dipelihara di seluruh dunia dan digunakan dalam Tekstil, Industri, Medis, dan Rekreasi. Dikenal dengan banyak nama, seperti pot, grass, green, bud, ganja, reefer, marijuana, herb, chronic, chiba, puff, dan weed; Tanaman cannabis di beberapa negara termasuk Indonesia dimasukkan ke dalam golongan narkotika yang secara hukum dianggap berbahaya demi kepentingan politik-ekonomi negara-negara tersebut

Pengguna Cannabis jangka panjang cenderung memproduksi sedikit dopamine, senyawa kimia dalam otak yang terhubung dengan motivasi, sebuah studi ditemukan.
Para peneliti menemukan bahwa tingkat dopamine di dalam bagian otak yang disebut striatum lebih rendah pada orang yang merokok lebih banyak ganja Cannabis dibandingkan dengan orang yang baru memulai menggunakan obat pada usia dini.

Mereka menganjurkan penemuan ini dapat menjelaskan kenapa pengguna ganja Cannabis terlihat kekurangan motivasi untuk bekerja atau mengejar keinginan normal mereka.
Studi tersebut dilakukan di Imperial College London, UCL dan King's College London dan dipublikasikan dalam jurnal Biological Psychiatry.
Para peneliti menggunakan pengindraan otak hewan untuk melihat produksi dopamine dalam striatum pada 19 pengguna dan 19 non pengguna pada umur dan jenis kelamin yang sama.
Pengguna ganja Cannabis dalam studi memiliki pengalaman dalam hal gejala psikotis ketika merokok obat atau ganja, seperti mengalami sensasi yang aneh atau pemikiran yang ganjil seperti perasaan bayangan mereka sedang diancam oleh tekanan yang tidak diketahui.

Para peneliti menduga bahwa produksi dopamine bakal lebih tinggi pada golongan ini, semenjak peningkatan produksi dopamine berhubungan dengan psychosis. Malahan, mereka menemukan efek yang berkebalikan.
Pengguna ganja Cannabis pada studi ini mengalami pengalaman pertama kali menggunakan ganja antara umur 12 hingga 18. Terdapat suatu trend pada rendahnya tingkat dopamine pada pengguna yang baru memulai, dan juga pada orang yang merokok lebih banyak ganja. Para peneliti berkata bahwa penemuan tersebut merujuk pada penggunaan Cannabis dapat dikarenakan perbedaan pada tingkatan dopamine.
Tingkatan dopamine yang paling rendah terlihat pada pengguna yang menemui kriteria diagnistik untuk orang yang ketergantungan atau penyalahgunaan Cannabis, meningkatkan kemungkinan bahwa pengukuran ini menyediakan tanda pada kepelikan ketergantungan.

Penemuan sebelumnya menyebutkan bahwa pengguna ganja memiliki resiko tinggi terhadap penyakit mental yang berhubungan denga psikotis, seperti penyakit Schizophrenia.

Hasil tersebut bukan apa yang peneliti bayangkan, tapi mereka terikat dengan penelitian sebelumnya tentang ketergantungan, yang mana ditemukan pada substansi penyalahgunaan. Contohnya adalah orang yang mengalami ketergantungan pada cocaine atau amphetamine (sejenis ganja) telah mengubah sistem dopaminenya.

Hal tersebut juga dapat menjelaskan "Gejala Kurang Motivasi" yang mana telah dideskripsikan pada pengguna ganja, tapi apakah gejala tersebut muncul atau tidak masih kontroversial.

Sumber : sciencedaily.com

No comments:

Post a Comment