Monday, July 1, 2013

Pengaruh Semut Pemanen (Harvester Ant) terhadap Pengayaan (Enrichment) Bahan Organik Tanah dan Vegetasi Tumbuhan.


Sebelum membahas tentang judul yang kita bahas alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang beberapa hal dasar yang harus kita pahami.
Pertama-tama adalah bahan organik dalam tanah. Bahan organik dalam tanah merupakan semua fraksi bukan mineral yang merupakan sisa tanaman atau hewan sebagian atau seluruhnya yang telah terdekomposisi oleh mikroba. Bahan organik tersebut merupakan sistem yang kompleks dan dinamis yang terus mengalami perubahan bentuk karena faktor biologi, kimia, fisika. Bahan organik tersebut juga Sumber energi bagi fauna tanah.
Selain bahan organik dalam tanah kita juga harus mengetahui tentang fauna tanah yang berpotensi atau berpengaruh terhadap pengayaan tanah yakni berfungsi 
• Memperbaiki struktur tanah melalui penurunan berat jenis, peningkatan ruang pori, aerasi, drainase, kapasitas penyimpanan air, dekomposisi bahan organik, pencampuran partikel tanah, perbaikan struktur agregat tanah
• Mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan aliran energi bagi organisme lain
• Mengubah strukur fisik tanah

Berikut merupakan pengaruh fauna tanah terhadap sifat tanah dalam ekosistem :

Berikut juga pengelompokan fauna tanah berdasarkan keberadaannyadi dalam tanah :


Serangga merupakan fauna tanah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Pemakan bahan organik yang membusuk
• Berperan dalam membantu mengubah zat-zat yang busuk menjadi yang lebih sederhana
• Hidup di dalam tanah. Tanah sebagai sarang, pertahanan, dan makanan
• Tanah diterobos hingga tanah menjadi lebih mengandung udara
• Memperbaiki sifat fisik tanah dan menambah kandungan bahan organiknya

Sedangkan peran semut sendiri dalam tanah yaitu :
• Sebagai bioindikator kualitas tanah, dan mampu hidup pada rentang pH yang lebih besar dibandingkan cacing tanah.
• Dapat mengubah struktur fisik tanah serta mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan aliran energi bagi organisme lain
• Memperbaiki struktur tanah melalui penurunan berat jenis, peningkatan ruang pori, aerasi, drainase, kapasitas penyimpanan air, dekomposisi bahan organik, pencampuran partikel tanah, penyebaran mikrobadan perbaikan struktur agregat tanah.

Menurut Frouz dan Jilkova (2008) dalam jurnal The Effect of Ant on Soil Properties and Processes (Hymenoptera : Formicidae) ada beberapa sifat fisik dari tanah yang digunakan oleh semut yakni melakukan pembangunan sarang yang berupa terowongan dan ruangan yang meningkatkan makroporositas dan mengurangi densitas yang terlalu besar sehingga meningkatkan aerasi dan permeabilitas air pada tanah. Selain itu, semut juga mengatur temperature dan kelembaban sarangnya à menangkap radiasi sinar matahari, produksi panas metabolic tubuh, dan asosiasi mikroorganisme.
Selain itu, juga dikenal suatu istilah yang disebut Bioturbasi. Bioturbasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan organisme sehingga menyebabkan terjadinya perubahan letak (displacement) sedimen. Boiturbasi yang dilakukan semut tersebut untuk membangun sarang. Pembangunan sarang tersebut dilakukan dengan cara pencampuran dan akumulasi tanah dari berbagai sumber tanah. Selain itu, mentranspor materi organic di sekitar ke sarang untuk makanan atau materi untuk bangunan. Menimbun tanah yang mendukung tanaman tahunan akibat kompetisi pada vegetasi padang rumput yang padat. serta mendukung spesies yang memiliki pertumbuhan akar yang cepat dan rhizome yang panjang. 
Sifat-sifat kimia yang ada pada tanah juga dipengaruhi oleh semut. Semut mengakumulasi Organic matter sehinga dapat meningkatkan kation dasar sehingga pH meningkat hampir netralà menambah umur sarang. Semut juga menjaga pH sarang hampir netral karena keberadaan P yang membutuhkan pH netral. Serta keberadaan kation Ca, K, Mg, dan humus juga ditemukan dalam sarang yang merupakan hasil aktivitas dari semut.

Perubahan (%) konten total nitrogen dan phosporous di sebuah sarang dibanding di sekitar tanah. Konten tanah diasumsikan 100%

Efek semut kayu dalam pengayaan Phosporous (P)

Jurnal tersebut juga menyebutkan bahwa di dalam sarang juga terjadi proses biologis dan komunitas dekomposer. CO2 berasal dari hasil respirasi semut, selain itu juga berasal dari aktivitas microbial yang lebih tinggi di dalam sarang dibandingkan di luar. Mikroba yang ada di dalam sarang tersebut bergantung pada kelembaban dan temperature. Bacteria dan fungi yang ada dalam sarang juga lebih banyak dibandingkan dengan yang di luar juga bergantung pada kelembaban dan temperature. Serta ditemukan Invertebrata dan protozoa di dalam sarang. 
Berdasarkan sifat dan aktivitas yang ada dalam sarang semut tersebut sehingga semut juga berperan bagi tanah yang ada di luar sarang yakni :
  • Foraging activity yaitu dengan cara mengubah kondisi tanah 
  • Foraging track yakni Jalur tersebut digunakan untuk memindahkan makanan dan biasanya dekat dengan tempat bioturbation 
  • Semut mempengaruhi invertebrata yakni dengan membatu pemasukan Organic matter pada tanah 
  • Semut mengumpulkan sejumlah nectar yakni membantu pemasukan sampah ke dalam tanah 
  • Semut mengurangi foliar herbivory dengan cara membantu pemasukan sampah ke dalam tanah 
  • Semut mengumpulkan material tanaman yang melambatkan pemasukan sampah ke dalam tanah

No comments:

Post a Comment